PUISI NARASI : KAU TERATAI
telah lama kumengendap-endap dalam diam
menelusuri setiap jejak langkah, setiap jejak suara, setiap jejak jiwamu
yang menjadi puing-puing antara ruang dan waktu yang kau tinggalkan
menjadi fragmen dan bukti bahwa kau pernah di sini dan di sana
lantas setiap peristiwa menjadi sebuah pemikiran
yang kutancapkan menjadi akar
akar kehidupan dari sebuah momen
yang terpatri dalam sebuah kertas
menjadi sebaris paragraf kehidupan yang baru
entah mengapa, semakin kudiam
kau semakin mengoyak jiwaku untuk mengendap-endap lagi
jejak itu semakin tertumpuk dan semakin menjadi-jadi
bahkan kertas berisi paragraf ini menjadi seperti esai penelitian
yang penuh dengan argumen pro-kontra perihal jejakmu
tenggelam
aku tenggelam dalam endapanku sendiri
melayang dan terbuai oleh semesta jejakmu
menjadi bunga-bunga di atas air
seperti bunga teratai yang anggun dan menawan
seperti bunga teratai beserta filosofinya