Motivasi Syekh Mustafa al-Gholayain untuk Generasi Milenial (1)
Sukma.co – Syekh Musthafa al-Ghalayain dengan karya fenomenalnya yaitu kitab Idhontun Nasyiin telah mengulas tentang konsep-konsep tentang bagaimana agar individu khususnya pemuda menjadi pribadi yang sehat secara psikologis. Diantara daya tarik yang terdapat dalam kitab tersebut adalah isinya yang mengandung motivasi bagi para pemuda untuk memiliki akhlak mulia, jiwa yang pantang menyerah, etos kerja tinggi, dan siap berjuang di segala bidang kehidupan.
Isi dari kitab tersebut adalah beliau mengupas secara tuntas berbagai permasalahan yang menjadi problematika yang sering dihadapi oleh pemuda serta cara bagaimana mengatasi problematika tersebut. Dalam paparannya al-Gholayain menuliskan bahwa pemuda tidak perlu berkeluh kesah menghadapi segala kesulitan, baik internal maupun eksternal. Diperlukan keteguhan hati (hardiness) dalam mengatasinya serta berkeyakinan bahwa segala sesuatu akan berubah dan berakhir. Berikut adalah berbagai karakter hardinrss individu yang disampaikan oleh a-Ghalayain dalam karya fenomenalnya;
Raja’ atau Harapan
al-Ghalayain menjelaskan bahwa faktor yang membuat manusia tidak sungguh-sungguh adalah lemahnya harapan atau optimisme dalam jiwa manusia. Kelemahan sifat harapan (raja’) merupakan salah satu penyakit jiwa yang harus segera diobati dengan cara mengusir perasaan putus asa. Sebab pesimis merupakan penyakit jiwa yang menjangkiti masyarakat luas dan merupakan virus yang membahayakan keberlangsungan umat.
Al-I’tidal atau Kesederhanaan
I’tidal (moderat) adalah sederhana (sikap tengah-tengah) dalam setiap permasalahan, yang mana ketika individu ingin menemukan kemulyaan maka sikap i’tidal inilah yang perlu dikembangkan. Kesederhanaan berlaku dalam segala hal seperti dalam berfikir, bermadzhab, makan, minum, berpakaian memberi dan dalam setiap urusan yang konkrit dan abstrak. Individu yang menetapi jalan tengah-tengah (moderat) maka dipastikan individu tersebut akan bahagia, sementara apabila individu berada pada kedua ujung sikap tengah-tengah dipastikan individu tersebut akan mengalami banyak permasalahan dalam kehidupan.
Baca juga: Motivasi Syekh Mustafa al-Gholayain untuk Generasi Milenial (2) : Nasionalisme
I’kil wa tawakkal atau Berusaha dan Tawakkal
Dalam Kajian ini Syekh Mustafa al-Ghalayain tegas menjelaskan bahwa terdapat orang yang lebih bodoh dari orang yang picik, yaitu orang yang menekuni pekerjaan sebelum mempersiapkan segala sesuatu yang perlu dipersiapkan padahal dia mengetahui bahwa individu yang bekerja tanpa persiapan pasti berakhir dengan kegagalan, kerugian, dan berantakan. Selanjutnya beliau juga menjelaskan bawa terdapat individu yang lebih tidak beruntung dari kedua orang tersebut, yaitu orang yang membiarkan segala urusannya bergantung sepenuhnya pada nasib dan ketentuan takdir, tanpa berusaha bagaimana cara mendekatkan dirinya pada sesuatu yang jauh dan memudahkan perkara yang sulit.
al ‘itimadu ‘alannafsi atau Percaya Diri
al-Ghalayain menyebutkan bahwa Individu yang menggantungkan segala urusannya kepada orang lain adalah orang yang lemah kemaunannya. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa apabila kondisi ini menjalar pada suatu bangsa, maka akan mengancam keutuhan bangsa, akibatnya bangsa akan menjadi mundur dan terbelakang. Menggantungkan atau mempercayakan urusan secara penuh keada orang lain inilah yang menyebabkan kehancuruan, hal ini dikarenakan akan menjadikan individu menjadi hina, lemah dan enggan berfikir tentang aasaja yang dapat mengantarkannya memilki pertahanan yang kuat.