Puisi : Palu – Donggala
Bumi sedang memoletkan tubuhnya
Langit sedang tidak menangis, hanya saja sedang sedikit murka
Ampuni kami,
Ampuni kami,
Ampuni kami
Sejak itu,
Tentara Tuhan sedang bergerak
Melibas berbagai petaka di bumiNya
Satu-persatu runtuh
Satu-persatu tergenang
Satu-persatu pecah
Satu-persatu hilang, padahal kami masih ingin bersama
Ampuni kami Tuhan,
Tanganku sudah mendekap
Bibirku sudah berkomat-kamit menyeru namaMu
Badanku sudah berlutut lunglai
Menunggu semesta berbicara
Menanti surat kasihMu datang
Sebuah kehadiran saudara kami