Ketika Kecewa Menghampiriku
Bila sudah kalanya,
Ku tak ingin seorang kan meracau
Apalagi menggonggong soal kepedihan
Bukankah kita hidup untuk mati, dan siap merasakan kekecewaan
Apakah kamu tahu arti sebuah malam?
Apakah rembulan tidak pernah berdongeng padamu?
Kita hidup untuk mati
Kita hidup untuk kecewa
Selebihnya, hura-hura
Oh, malam seribu malam aku mengiba pada langit sore
Yang menghantam dedaunan rindang di ufuk barat daya
Aku bertitah,
Tidak ada seorangpun yang mampu menusuk relungku
Kecuali Tuhan yang memberikan belatinya
Kebahagiaan 99% ada di tanganku,
Sisanya di tanganNya.
Biarkan angin bersemilir melewati nafasku
Biarkan hujan menjatuhi menancapkan darahku
Lalu aku hilang bersama langit pagi
Bukan untuk bersembunyi
Hanya untuk bersemedi bersama tentara langit
Malam,
Mati,
Kecewa,
Aku sudah kebal melawanmu