7 Rekomendasi Serial Drama Korea Bertema Psikologi, Adakah yang Menjadi Favoritmu?
Daftar Isi:
SUKMA.CO – Para produsen drama Korea sepertinya tidak pernah kehabisan jalan cerita. Nah, berikut rekomendasi drama Korea psikologi yang bisa kalian tonton.
Serial Drama Korea memang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Drama yang diproduksi oleh Korea Selatan ini tidak bisa dipungkiri telah menyebar hingga ke seluruh belahan dunia. Drama Korea menawarkan sebuah paket lengkap bagi penonton baik dari segi akting yang ciamik dari aktor-aktrisnya, sinematografi yang keren, serta jalan cerita yang menarik.
Khusus yang terakhir, Korea Selatan tidak pernah kehabisan ide untuk membuat jalan cerita yang menarik sekaligus mengedukasi. Maka tidak heran jika banyak Drama Korea yang mengangkat cerita bertema kriminal, kesehatan, kehidupan keluarga, hukum, bahkan psikologi yang sesuai dengan keadaan di Korea Selatan.
Langsung saja, berikut 7 rekomendasi serial Drama Korea yang mengangkat sisi psikologi yang layak untuk ditonton sembari menghabiskan waktu stay at home selama masa pandemi COVID-19.
It’s Okay That’s Love (2014)
Jika Anda senang mempelajari masalah-masalah psikologis yang erat kaitannya dengan psikologi klinis atau tingkah laku abnormal, drama yang menyabet berbagai macam ajang penghargaan ini layak untuk Anda tonton. Drama ini mengangkat berbagai macam gangguan mental yang menarik untuk diulas. Tokoh utama dalam drama ini ialah Jang Jae Hyeol (Jo In-sung) merupakan seorang novelis dan DJ yang memiliki gangguan obsesif-kompulsif, delusi, skizofrenia, depresi, dan trauma masa kecil yang menyebabkan ia hanya bisa tidur di bathtub . Ji hae Soo (Gong Hyo-jin) merupakan seorang psikiater yang memiliki genophobia/sex phobia. Ia menghindari seks dan menjalin komitmen dalam hubungan percintaan dikarenakan trauma akan perselingkuhan ibunya di masa lalu.
Selain kedua tokoh utama, pameran pendukung seperti Park Kwang-soo (Lee Kwang-soo) merupakan seseorang yang memiliki sindrom tourette yang mengakibatkan ia selalu gagal dalam setiap hubungan. Sindrom ini merupakan penyakit neuropsikiatrik yang menyebabkan seseorang mengeluarkan ucapan atau gerakan yang spontan tanpa bisa mengontrolnya. Han Kang-woo (Do Kyung-soo) yang merupakan sosok halusinasi masa kecil Jang Jae Hyeol yang hanya bisa dilihat oleh Jae Hyeol itu sendiri.
Remember: War of The Son (2015)
Drama ini menceritakan tentang seorang pengacara muda yang bernama Seo Jin-woo (Yoo Seung-hoo) yang memiliki sindrom hypertimensia. Kondisi ini memungkinkan ia mengingat hampir sebagian besar riwayat hidupnya secara detail dan sempurna. Selain itu ia mampu mengingat dengan jelas semua kejadian yang pernah ia lihat, hal ini menjadikannya mudah mengungkap setiap kasus yang ditanganinya.
Baca Juga: Bukan Hanya Wanita, Pria Juga Butuh Curhat
Ia memiliki ayah yang menderita alzheimer, karena penyakitnya ini ayahnya dikambing hitamkan dalam sebuah kasus yang menyebabkan ia dipenjara. Jin-woo berusaha membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah, namun ia harus menerima kenyataan bahwa ingatanya perlahan-lahan memudar seiring dengan penyakit alzheimer yang dideritanya.
The K2 (2016)
Kim Je Ha (Ji Chang Wook) merupakan seorang mantan tentara bayaran. Ia menderita Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang disebabkan tuduhan atas pembunuhan kekasihnya, seorang warga sipil di Irak. Karena traumanya ini, ia menjadi kesulitan dalam menjalankan misi untuk membunuh musuhnya. Lalu ia menjadi pengawal Go Anna (Yoona) yang merupakan calon anak presiden Korea yang mengalami anxiety disorder dan social phobia atas trauma masa kecilnya. Anna tidak tahan dengan sorot cahaya terang akibat masa kecilnya yang mendapat banyak blitz kamera saat wartawan mewawancarai atas meninggalnya sang ibu yang notabene seorang aktris. Selain itu, semenjak kecil Anna mengalami pengasingan yang menyebabkannya antipati terhadap kehidupan sosial.
Strong Women Do Bong Soon (2017)
Drama komedi romatis ini menceritakan tentang perempuan bernama Do Bong Soon (Lee Bo-young) yang memiliki kekuatan warisan dari keluarganya. Karena kekuatannya inilah ia memiliki banyak musuh termasuk para preman-preman dan psikopat. Psikopat ini memiliki obsesi untuk menikahi 7 wanita seperti pada cerita drama teater “Si Janggut Biru dan Tujuh Istrinya” yang sangat ia gilai. Selain itu ia memiliki kelainan seksual dengan fetish wanita-wanita yang tinggi, langsing, dan putih.
Criminal Minds (2017)
Drama ini diangkat berdasarkan serial televisi di Amerika Serikat dengan judul yang sama. Criminal minds menceritakan tentang sekelompok criminal profiler dalam tim NCI (National Criminal Investigation) yang berusaha untuk memecahkan sebuah kasus besar di Korea Selatan. Criminal profiler merupakan suatu profesi yang bertugas menyusun profil kriminal pelaku kejahatan. Jika Anda menyukai psikologi forensik, drama ini patut Anda tonton karena memberikan gambaran tentang penyusunan profil kriminal melalui ciri-ciri deskriptif dari pelaku kejahatan baik yang sudah teridentifikasi maupun yang belum teridentifikasi dengan merujuk pada keilmuan psikologi dan perilaku manusia.
Baca juga: Menelisik Gaya Pengasuhan Keluarga Sky Castle dalam Perspektif Psikologi
Drama ini menampilkan berbagai kasus yang memiliki pola kejahatan yang berbeda-beda. Pengungkapan kasus oleh seorang criminal profiler menggunakan sudut pandang pelaku kriminal serta didasarkan pada bukti-bukti empiris yang ditemukan di lapangan. Selain itu, drama ini menampilkan cara memprediksi perilaku kriminal dan korban selanjutnya berdasarkan bukti dan pola kejahatan yang ada sebelumnya. Serta mengidentifikasi, berkomunikasi, dan menangkap pelaku kriminal.
What’s Wrong with Secretary Kim? (2018)
Drama yang diangkat dari webtoon ini mengisahkan tentang Lee Young Joon (Park Seo Jun), seorang vice president yang luar biasa narsistik. Karena sifat narsis inilah Young Joon sangat menjunjung tinggi dirinya, ia tak ragu untuk mengagumi betapa sempurnanya dia. Bahkan ia beranggapan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa bersanding dengannya. Sungguh narsis sekali bukan? Karena kenarsisannya inilah sekretarisnya Kim Mi Soo (Park Min Yong) berusaha untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Selain narsis, Young Joon memiliki perasaaan traumatik pada dirinya. Hal ini terjadi karena semasa kecilnya ia pernah menjadi korban penculikan bersama Kim Mi Soo kecil. Jika Young Joon memiliki linonophobia yang menyebabkan ia takut melihat pengikat kabel serta sesuatu yang terikat, Mi So memiliki arachnophobia yakni phobia terhadap laba-laba.
Sky Castle (2018)
Drama ini mengangkat isu sosial yang berada dalam perumahan mewah “SKY Castle” yang dihuni oleh empat keluarga kalangan atas dari berbagai profesi. Kata “SKY” sendiri pada drama ini merujuk pada 3 universitas bergengsi di Korea Selatan yakni, Seoul National University, Korea University, dan Yonsei University. Universitas-universitas “SKY” ini menjadi sangat terpandang karena menentukan jenjang karir dan status sosial seseorang. Karenanya tidak heran jika keempat keluarga ini memiliki obsesi untuk memasukkan anak-anaknya dalam Fakultas Kedokteran Korea University demi menjaga kehormatan keluarga.
Sky castle mengajak penonton untuk menyelami pendidikan Korea Selatan yang keras. Waktu sekolah yang lama, bimbingan belajar setelah pulang sekolah, persaingan antar teman demi sebuah peringkat, penerimaan perguruan tinggi yang ketat, stres akademik, depresi, burnout, dan gengsi antar keluarga menjadi alur cerita yang menarik untuk ditonton. Selain itu, keempat keluarga ini memiliki gaya pengasuhan yang berbeda-beda serta memberikan dampak yang berbeda pula pada anak-anaknya. Jika Anda tertarik dengan psikologi perkembangan, drama ini patut masuk dalam bucket list Anda!