Mengulas

Perhatikan, Begini Cara Mengatasi Overthinking di Era Pandemi

Desember 20, 2021

author:

Perhatikan, Begini Cara Mengatasi Overthinking di Era Pandemi


Sukma.co – Masa pandemi ini membuat banyak orang termasuk para generasi milenial dan generasi-Z memiliki perasaan khawatir dan overthinking yang sangat berlebih. Apakah sebenernya ini baik atau buruk? Lantas apa definisi dari overthinking sebenarnya?

Overthinking dalam kamus daring Meriam-Webster (2021) merupakan berpikir berlebihan, terlalu banyak memikirkan sesuatu menghabiskan terlalu banyak waktu dalam berpikir atau menganalisis sesuatu dengan cara yang lebih membahayakan alih-alih membantu.

Overthinking cara tepat untuk menghancurkan semuanya. Haruskah saya khawatir jika overthinking? Jawabannya tergantung pemikiran, perasaan takut gagal dan khawatir membuat para ahli psikologi turun tangan, overthinking yang penuh rasa kekhawatiran.

Psikolog Daniel Wegner menggambarkannya seperti ini, “ Lucunya saat kita mencoba untuk tidak memikirkan banyak hal, kita mengingat apa yang tidak kita pikirkan. Itu sebabnya memori bagian dari pikiran yang mencoba menjaga pikiran tetap segar dengan cara paradoks akan mengaktifkan pikiran tersebut.”

Overthinking berdampak jangka panjang seperti depresi, frustasi, sedih, merasa tidak berharga, mudah marah, tidak tertarik dengan aktivitas normal, terpikir bunuh diri atau mati, mudah lelah, tidur atau selera makan terganggu, kecemasan , gemetar, nafas sesak, merasa gugup atau tak berdaya, merasa ada dalam bahaya dan panik, detak jantung meningkat dan berkeringat.

Ada dua dari kepercayaan utama yang terlibat dalam tahayul kecemasan, yang pertama kekuatan mencegah kecemasan dan yang kedua kekuatan meramalkan kecemasan. Intinya kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari rasa khawatir selain rasa sakit maag dan sindrom iritasi usus besar, untuk menyebutkan efek samping fisik.

Perilaku mengubah hasil, pikiran berlebihan yang penuh kekhawatiran tidak mengubah apapun.  Tatkala orang-orang memikirkan sesuatu dengan penuh ke kekhawtiran peristiwa negatif tidak hanya di ramalkan, tetapi hasil yang dirasakan selalu sangat besar. Ini disebut membuat bencana. Cemas adalah cemas adalah cemas. Perasaan adalah cermin dari cara kita berpikir.

Selain itu jangan lupa 99% waktu dimanfaatkan orang-orang untuk memikirkan diri mereka sendiri, bukan memikirkan orang lain. Ingat juga perbandingan adalah pencuri kebahagiaan.

Lantas bagaimana cara mengatasi overthink di era pandemi ini? Dimana rasa khawatir akan keadaan dan masa depan jauh tinggi di banding era normal saat itu. Nah coba kita lihat lebih dalam cara mengatasi overthink ini.

Pertama,  mengembangkan otak dengan memanfaatkan kartu pengingat, penelitian memberi tahu bahwa jika kita ingin mengubah cara berpikir , kita perlu meninternalisasi cara berpikir baru dengan efektif. Yang kedua menunda rasa khawatir, alasan di balik starategi ini ialah bahwa otak kita diberi tahu betapa otak kita bisa dicekam rasa khawatir.

Selain itu kita perlu membuat peta keputusan, peta keputusan adalah cara terstruktur untuk mengatasi masalah kekhawatiran, yang pertama yang bisa kita lakukan adalah atur pernapasan, tatkala cemas akan sangat membantu, seperti tahan napas sampai hitungan keenam, hembuskan napas, tarik napas sampai hitungan ketiga, hembuskan napas sampai hitungan ketiga, tarik napas sampai hitingan ketiga dan seterusnya.

Kudua, berpikir yang bermanfaat, kata bermanfaat  yang luar biasa ini mengingatkan pada simbol palang merah. Itu diakui sebagai simbol yang sangat membantu banyak orang. Kata bermanfaat bukanlah tentang membuat penilaian itu tidak didasarkan pada seharusnya atau tidak seharusnnya dan juga tidak membuat peryataan tentang apa yang normal atau tidak normal benar atau tidak. Tulisan ini merupakan terinspirasi dari The Book Of Over Thinking – Gwendoline Smith.

Penulis        : Hilma Agisna Nabila

Editor         : Miftahus Surur


Silahkan login di facebook dan berikan komentar Anda!