Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja di Era Millenial: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Sukma.co – Sejak zaman dahulu hingga sekarang, setiap orang harus selalu waspada mengenai pergaulan bebas. Tampaknya tema semacam ini memang tak pernah habis pembahasannya, karena banyak berita yang disebarkan mengenai tindakan asusila, pornografi dan aksi, sedikit banyak tak terlepas dari tema tersebut. Tak ayal, para orang tua pun mencari solusi terbaik agar buah hatinya yang mulai beranjak remaja terhindar dari hal semacam ini.
Dihadapkan pada zaman yang serba modern yang tak terlepas dari gadget maupun media sosial, semakin membuka gerbang pergaulan anak muda tanpa batasan yang bisa dikendalikan secara menyeluruh oleh orang tua maupun walinya. Hal ini membawa mereka kepada kerusakan personal dan lingkungan. Persentase terbesar yaitu terjadi di kalangan remaja yang disebabkan kurang mendapatkan perhatian khusus baik dari orang tua dan lingkungan sekitarnya terhadap dirinya. Hal ini terjadi karena mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi dengan apa yang mereka lihat dan menurut mereka itu merupakan sesuatu yang dapat membuat diri mereka senang, sehingga mereka berani untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat dilarang oleh negara maupun agama.
Dalam rentang waktu kurang dari dasawarsa terakhir, pergaulan bebas dalam hal ini kenakalan remaja semakin menunjukkan peningkatan yang memprihatinkan. Seks bebas, kecanduan alkohol, tawuran menjadi beberapa aksi yang cukup banyak dilaporkan masyarakat. Adapun seks bebas yang dilakukan dikalangan remaja, mereka menganggap hal tersebut adalah wajar dan bukanlah suatu bentuk kenakalan.
Kemajuan zaman yang serba cepat ini membuat kita semua semakin mudah mengakses apapun meskipun terkadang hanya untuk nafsu sesaat. Usia remaja adalah saat dimana rasa ingin tahu dan penasaran sangatlah tinggi, ketika kita tidak mampu meresponnya secara baik, maka sering terjadi hal-hal yang diluar dugaan terutama sebagai orang tua.
Jika terjadi pergaulan bebas, lantas siapa yang sebenarnya patut disalakan? Orang tuakah? Diri sendiri? Atau lingkungan? Dalam buku The Important of Sex Education For Kids, Atrea Senja (2019) menjelaskan bahwa orang tua memang tidak nyaman membicarakan perihal seks padahal sebenarnya orang tua perlu memberikan penjelasan tentang seks sedini mungkin.
Berbicara tentang permasalahn seks maupun seksualitas masih sering dianggap tabu, apalagi jika harus membicarakannya kepada anak-anak yang belum remaja. Keracunan anggapan pendidikan seks yang tabu terkadang membuat orang tua merasa bahwa tidak perlu memberikan pendidikan seks kepada anaknya (Senja, 2019).
Lalu apa sebab remaja bisa melakukan pergaulan bebas? Penyebab terbesarnya adalah bisa dari faktor lingkungan, karena lingkungan adalah tempat seringnya berintraksi bagi banyak orang, dan dari sana akan terbentuk pula pola pikir. Baik buruknya lingkungan bisa mempengaruhi karakter sang remaja. Maka sudah sepantasnya para orang tua mempersiapkan lingkungan yang baik pula bagi anaknya dan selalu berpesan untuk memilih teman yang baik dengan harapan kebaikan tersebut bisa tertularkan kepada buah hatinya.
Penyebab lainya adalah faktor keluarga, yang paling utama adalah orang tua. Kurangnya perhatian di rumah membuat remaja selalu nyaman keluar rumah mencari kebebasan dan kebahagian yang mereka harapkan. Tuntutan yang terlalu berlebihan dari dalam rumah membuat remaja tidak nyaman berada di rumah., sehingga membuat mereka berpikir untuk melepaskan rasa kesal, marah dan melampiaskan perasaan sedihnya kepada tindakan yang menurutnya lebih menyenangkannya atau membuatnya melupakan emosi-emosi negatif tersebut sesaat seperti alkohol, narkotika, diskotik, dan lain-lain.
Lantas bagaimana mencegah maupun memberikan bimbingan kuratif ketika sudah terjadi pergaulan bebas? Orang tua hendaknya lebih dekat kepada anak sedari kecil sehingga informasi-informasi yang baik untuk dirinya ketika sudah mulai beranjak remaja mudah tersampaikan, bantu dia menilai apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Bantu dan arahkan mereka karena usia remaja rasa ingin tahu dan rasa untuk memunculkan jati diri sangatlah tinggi. Ajak mereka bicara jangan tuntut mereka terlalu tinggi, berikan mereka ruang untuk bergerak sesuai jiwa dan keinginan postif mereka, yang terpenting pilihlah pula teman-teman yang mengajak pada kebaikan. (Qz)
Penulis : Ghozi Jaisy Shiddiq
Editor : Queen Rahma Z