Sosok

Muhammad Nafi’ Udin: Cinta Dunia Anak dan Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus (ABK)

September 12, 2024

Muhammad Nafi’ Udin: Cinta Dunia Anak dan Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus (ABK)


Sukma.co – Perjalanan karir Nafi’ sebagai seorang shadow teacher di dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) menjadikan Nafi’ sebagai sosok lelaki yang energik dan punya banyak hal untuk dibagi kepada para pembaca Sukma.co.

Kedekatan Nafi’ dengan salah satu ABK yang didampinginya

Lelaki yang menamatkan pendidikan S1 jurusan Psikologi di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang ini mengakui, bahwa dirinya pada awalnya menekuni profesi shadow teacher hanya karena rasa ingin tahu semata. Namun, seiring berjalannya waktu dan setelah dijalani, Nafi’ justru menikmati perannya dan tumbuh motivasi dalam diri untuk serius terlibat dalam pemenuhan kualitas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Malang.

Ingin mengenal narasumber lebih jauh? Simak dulu video wawancara eksklusif tim Sukma.co bersama Muhammad Nafi’ Udin melalui link berikut yah: https://www.youtube.com/watch?v=PqeLFfpGyt0&t=2s

Bagi Nafi’ profesi sebagai seorang shadow teacher membutuhkan kepekaan, keterbukaan dan kesabaran dalam menangani anak didik. Selama mendampingi ABK di sekolah inklusi di Malang, Nafi’ merasa skills yang dimilikinya masih amat kurang. Ia juga menyadari fakta baru di lapangan akan kurangnya kuantitas tenaga pendamping ABK yang terlatih. Maka, tidaklah mengherankan jika akhirnya Nafi’ memutuskan mendirikan sebuah komunitas bernama “Tos Shadow” yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi ABK di Malang.

Apa sebenarnya itu shadow teacher? Dan bagaimana signifikansi mereka bagi pendidikan ABK di sekolah-sekolah inklusi di Malang? Nafi’ mewakili komunitas “Tos Shadow” yang didirikannya berusaha menjelaskannya kepada kami.

Bagaimana awal mulanya Mas Nafi’ tertarik untuk terjun dalam profesi sebagai shadow teacher?

Berangkat dari tawaran yang tiba-tiba datang untuk mendampingi murid di salah satu sekolah inklusi di Malang. Awalnya saya ragu, karena sebelumnya belum memiliki gambaran perihal apa itu shadow teacher. Namun, setelah dijalani saya menikmati dan tumbuh niat untuk fokus mendalami dunia anak khususnya pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Mereka jugalah yang telah banyak mengispirasi saya. Saya banyak belajar dari mereka, mulai dari bagaimana mereka berjuang dan bertahan dengan keistimewaan sekaligus keterbatasan yang mereka punya.

Boleh ceritakan sedikit tentang pengalaman Mas Nafi’ yang paling berkesan dan menantang selama menjadi seorang shadow teacher?

Salah satu moment berkesan adalah saat kegiatan panggung ekspresi di sekolah. Dalam kegiatan itu, murid-murid inklusi berkesempatan menampilkan musikalisasi puisi. Dari proses latihan hingga hari-H acara, saya mendampingi mereka. Penampilan mereka membuat semua murid, para guru dan wali murid terharu sekaligus bangga. Di tengah pembacaan puisi itu, semua anak memberikan bunga kepada audiens. Pada moment itu rasanya akumulasi emosi saya tak tertahan. Sontak mata saya berkaca-kaca dan saya gagal menyembunyikannya.

Baca Juga: Bunuh Diri pada Anak-anak dan Remaja, Salah Siapa?

Dan kalau bicara moment menantang, hampir setiap hari menantang. Setiap berangkat ke sekolah, saya selalu bertanya-tanya dalam hati ada kejuatan apa di hari ini. Pun sama, saya juga harus memikirkan kejutan apa yang akan saya berikan untuk mengalihkan perhatian murid pada saat ia sedang melamun, berkhayal dan berimajinasi. Tantangannya ialah, kita harus selalu update dan upgrade strategi dalam mendampingi anak didik kita.

Sejak kapan muncul ide untuk mendirikan sebuah komunitas yang berorientasi membantu para ABK di Indonesia? dan langkah awal apa yang Mas Nafi’ ambil untuk mewujudkannya?

Ide ini muncul ketika saya sadar bahwa saya butuh teman sharing untuk wadah upgrade skills terapi, untuk mempromosikan masyarakat yang inklusif, dan saya percaya saya tidak bisa sendiri. Saya butuh banyak orang untuk menjalankan ide besar ini. Selain itu, kebutuhan guru pendamping masih terbatas, sedangkan sekolah inklusi semakin bertambah. Kita perlu menciptakan keseimbangan itu. Pastinya selain secara kuantitas kita perlu tenaga pendamping yang terlatih, telaten, open-minded, dan berjiwa sosial tinggi.

Langkah awal yang saya ambil adalah mengajak teman yang memiliki visi yang sama untuk bekerja bersama. Kita bicarakan rencana yang bisa dieksekusi. Menghubungi beberapa orang yang sudah berpengalaman di bidang ini, saling berdiskusi, mengadakan workshop untuk para shadow teacher, dan bersama-sama membangun ekosistem komunitas “Tos Shadow”.

Baca juga: Mengajarkan Kejujuran dengan Memupuk Kepercayaan si Kecil pada Orang Tua

Apa motivasi mas Nafi’ mendirikan komunitas “Tos Shadow”? Apakah peran mas Nafi’ disana menjadikan diri mas menjadi lebih baik (dari segi finansial, dan mental khususnya)

Motivasi pertama, saya teringat salah satu pesan dari Guru saya. bahwa fadhilah atau manfaat mendidik anak kecil adalah menjauhkan dari mara bahaya dan bencana. Pesan ini saya maknai lebih luas, bahwa generasi saat ini ditentukan oleh orang-orang terdahulu. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan generasi setelah kita, dan pendidikan inklusi adalah satu bentuk pendidikan yang ideal dimana semua orang memiliki hak untuk belajar, berkembang, dan diberikan kesempatan untuk berbaur dengan lingkungannya. Komunitas ini menjadi wadah belajar sekaligus bentuk social support bagi mereka, para ABK.

Kebersamaan Nafi’ saat rapat dengan para shadow teacher yang tergabung dalam “Tos Shadow” di Kota Malang.

Apa harapan Mas Nafi’ terhadap sistem penyelenggaraan pendidikan inklusi di Indonesia?

Banyak kota yang sudah menyematkan dirinya sebagai kota inklusif. Harapannya ini tidak hanya menjadi label saja mengingat banyak komponen yang perlu disiapkan untuk menjadi kota inklusif yang layak. Beberapa diantaranya ialah, sarana dan prasarana yang memudahkan aktivitas mereka, membentuk budaya inklusif, baik di lokus keluarga, sekolah maupun lingkungan.

Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), sekolah terpadu, sekolah inklusi adalah beberapa pilihan pendidikan inklusi untuk ABK. Sekolah inklusi kini termasuk model pendidikan yang mulai marak dipromosikan. Harapan saya ketersediaan jenjang juga disiapkan karena banyak murid SD inklusi yang tidak terserap di SMP inklusi, begitu juga dari jenjang SMP menuju SMA.

Kemudian, keberadaan Guru Pendamping Khusus (GPK) masih belum ideal. Semisal, lima orang ABK minimal ditangani oleh satu GPK. Padahal, posisi guru pendamping (shadow teacher) amat krusial guna membantu ABK memahami materi, menjadi rules bagi ABK, sebagai pengawas, dan sebagai role model dalam bersikap dan berinteraksi dengan orang lain, menyiapkan materi, dan soal yang menarik untuk melatih mereka di rumah.

Siapa tokoh yang menginspirasi mas? Mengapa?

Gus Dur. Beliau sosok yang komplet, wujudnya satu, namun ide dan gagasannya bergerilya di tengah permasalahaan bangsa. Bagi saya, beliau merupakan wujid manusia inklusif yang dapat menerima sekaligus diterima oleh banyak golongan.

Apa pesan mas untuk mahasiswa Psikologi yang sedang menjalani pendidikan meraih gelar S.Psi?

Buat teman-teman seperjuangan di bidang Psikologi, saya hanya ingin mengingatkan untuk tidak terfokus pada pertanyaan “saya akan menjadi apa?” tapi, tanyakan pada diri sendiri, “saya sudah bisa apa?”.

Videographer:  Ar Rizal Fikri Firdaus & Miftah Faridl

Originally posted 2019-01-17 14:32:00.


Silahkan login di facebook dan berikan komentar Anda!