Pahami Mitos dan Fakta di Balik Rencana Bunuh Diri
SUKMA-CO – Anwar Fuady, dosen psikologi di UIN Malang mencoba menjabarkan mitos dan fakta di balik rencana bunuh diri.
“Kalian Semua kan tidak suka sama aku, sampai tidak mau beritahu guru kalo aku sakit tidur di UKS. Tenang aja, nanti jam 15.30 aku juga sudah ga ada kok utk selamanya…”
*********************
gwe beneran bakal loncat
tapi gw takut hp gw kenapa napa :v
Jangan
Jangan gimana wkwk
Jgn loncat
gwe kalo ga loncat dimarahin bjir
pulang2 digebukin lagi
Dan kalo lu mati
yaudah
the end
Jangaaaaan
????
yodah
Jangan
Nanti OB repot
:v
gwe jam 3.30 udah gaada
datang y kalo gwe beneran mati wkwk
Cuplikan diatas adalah chat terakhir siswa berusia 14 tahun di SMPN 147 Jakarta yang nekat loncat dari lantai 4 gedung sekolahnya. Kejadian ini terjadi pada selasa (14/1) sore. Sempat dibawa ke RS Polri Kramat Jati, namun pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir kamis (16/1) sekitar pukul 16.15 WIB.
Tentang penyebab bunuh diri masih simpang siur (sebagaimana chat diatas), diduga siswa ini mengalami Bullying disekolah, namun ada juga yang menyampaikan bahwa siswa ini mengalami depresi hingga kekerasan di rumah.
Baca juga : Apa itu depresi dan bagaimana menanganinya
Penyebab bunuh diri yang simpang siur ini ramai dibicarakan di media sosial twitter dengan hastag #RIPnadila #RIPnadia. Teman-teman korban menyampaikan bahwa tidak ada bullying di sekolah hal ini juga diperkuat oleh Kepala Sekolah SMPN 147 Jakarata. Namun, disisi lain, ada yang menyampaikan bahwa korban mengalami depresi karena kehilangan ibu yang belum lama meninggal ditambah dengan kekerasan yang dialami di rumah.
Apapun penyebab bunuh diri. yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana kita memahami tanda-tanda, mitos dan fakta mereka yang mencoba bunuh diri. Sebab Keinginan bunuh diri terjadi pada semua kelompok umur dengan frekuensi terbesar pada remaja khususnya mereka yang memilki gangguan mood berat.
Bunuh diri juga tidak hanya terjadi pada perempuan saja, tetapi juga pada laki laki. Meskipun keinginan wanita untuk bunuh diri 3x lebih banyak dari laki-laki, tetapi “kesuksesan” laki-laki untuk bunuh diri 3x lebih besar dari pada wanita.
Mitos dan Fakta
Berikut ini adalah mitos dan fakta bunuh diri, dengan memahami ini diharapkan kita dapat segera melakukan pencegahan agar tidak terjadi kasusu bunuh diri.
- Mitos: Orang yang ingin bunuh diri berkeinginan mutlak mati, Faktanya mereka yang berencana melakukan bunuh diri ambivalen antara bunuh diri tetapi takut mati
- Mitos: Resiko bunuh diri berakhir pasca perbaikan krisis. Faktanya Bunuh diri banyak terjadi pada masa perbaikan krisis
- Mitos: Sekali cenderung bunuh diri selalu cenderung melakukannya. Faktanya beberapa orang pikiran bunuh diri tidak permanen
- Mitos: Bunuh diri terjadi tanpa peringatan. Faktanya orang yang bunuh diri memberikan banyak indikasi.
Baca juga: Langkah-langkah relaksasi dzikir
Hal menarik yang perlu mendapatkan perhatian pada kasus ini adalah poin ke empat (4). Khusus pada kasus ini, korban banyak memberikan indikasi. Sebelumnya korban pernah membuat status di media sosialnya @lil.nad “4.58AM it’s goodby for the past, all the blessing for the rest…why am I doing this… this is so alay” sambil menunjukkan foto lengan yang telah dilukai. Di postingan lain, korban juga menuliskan “ I really like to meme this HAHA… “ dengan background seseorang menunduk dan meletakkan kepalanya di tembok dengan tulisan idiot 11/10 I want to die. Ini sebenarnya adalah peringatan yang telah dikirimkan oleh korban jauh hari sebelum korban nekat melakukan aksinya.
So, apa yang harus kita lakukan ketika melihat indikasi yang ada pada orang-orang sekeliling kita? Cara yang bisa kita lakukan adalah Dengarkan, Temani dan Jangan menghakimi;
- Dengarkan setiap cerita, curahan isi hatinya serta bikiran baik buruknya
- Temani dan yakinkan bahwa dia tidak sendiri, masih banyak orang-orang di sekitar yang menyayangi dia
- Jangan menghakimi, bahwa seolah olah dia adalah orang yang bersalah dan patut untuk disalahkan
- Hindari mengatakan “apa kamu butuh bantuan?” tapi katakan “apa yang bias aku bantu”