Optimisme dan Kekeluargaan, Motivasi untuk Para Penderita Kanker
SUKMA.CO – Hasan al-Banna pernah mengatakan, “Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaaan di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air di bawah naungan Islam yang hanif,” demikian salah satu kutipan inspiratif dari dr. Dito Anurogo MSc, dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar.
Berbicara di depan lebih dari sebelas penderita kanker, penulis buku berlisensi BNSP ini juga menekankan pentingnya seseorang untuk memiliki ketekunan. “Tekun adalah buah dari keyakinan dan harapan,” ujarnya ramah. Pria berkacamata minus itu mencontohkan buah ketekunan. Misalnya, kitab tafsir Anwarul Fajr, karya Abu Bakar Ibnu Al Arabi yang memiliki ketebalan mencapai 80 ribu halaman. Ada lebih dari 300 buku multidisipliner karya Ibnu Taimiyah. Imam al-Baihaqi menulis 1000 buku selama 30 tahun. Memang benar, 90 persen kesuksesan ditentukan oleh ketekunan.
Dokter literasi digital, sekaligus penulis buku best-seller The Art of Medicine (Gramedia) itu menjelaskan tentang Manajemen Diri Islami. Contoh idealnya adalah Rasulullah saw. Bentuknya berupa segitiga terbalik, yang mencakup pewarisan jati diri, pengembangan jati diri, pembentukan jati diri, pencarian jati diri, dan pertumbuhan. Puncak tertinggi dari manajemen diri Islami adalah pewarisan jati diri. “Metode manajemen diri memang tergantung dari ideologi atau keyakinan seseorang,” jelasnya dengan senyum ramahnya yang khas.
Baca Juga: Na Willa: Suguhan Reda Gaudiamo untuk Orang Tua di Indonesia
Kegiatan yang berlangsung hari Jumat (7/2), selama satu jam di Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI-YBM PLN, BTN Wesabbe Blok B/45, Tamalanrea ini dilakukan dalam rangka Peringatan Hari Kanker Sedunia. Para peserta beragam, mulai dari penderita kanker payudara, kanker wajah, kanker serviks, leukemia, kanker prostat, kanker tiroid, kanker usus. Mereka antusias saat mendengarkan materi. Terlebih saat menyaksikan video motivasi.
Arwin, selaku relawan dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) mengatakan bahwa para penderita itu memang dibuat bahagia karena berkumpul dengan sesamanya. “Suasana kekeluargaan sengaja diciptakan bersama. Sehingga mereka betah dan cepat sembuh,” ujarnya kalem.
Hal senada juga diungkapkan oleh Arman S Kep, selaku Kepala Perwakilan IZI SulSel. “Para pasien kanker yang mayoritas berasal dari Indonesia Timur itu di RSP ini seolah berkumpul dengan keluarga, sehingga mereka cepat pulih. Kebahagiaan yang mereka rasakan ikut mempercepat proses penyembuhan,” tuturnya optimis.
Harapan kami dengan adanya kegiatan ini, pasien tidak merasa sendiri dan selalu ada tempat untuk mencurahkan keluh kesahnya. Kami ingin merangkul mereka agar mereka kembali menemukan semangat hidup, tidak pesimis dengan penyakit, dan pastinya kami ingin mereka merasakan kebahagiaan sebagaimana pribadi yang normal pada umumnya. Sederhananya, kami ingin meyakinkan mereka bahwa Tuhan senantiasa mencintai hamba-Nya dengan cara-Nya.
Artikel ini ditulis oleh: Rusli Siri (Disegner)
Editor: Faatihatul Ghaybiyyah