Psikologi Populer

Kekejaman PINJOL Terhadap Psikologis Manusia

September 26, 2023

author:

Kekejaman PINJOL Terhadap Psikologis Manusia


Sukma.co – Fenomena pinjaman online telah menyebar di berbagai negara, dengan berbagai aplikasi yang menawarkan layanan ini secara instan. Dalam beberapa kasus, pengguna hanya perlu mengunduh aplikasi, mengisi formulir, dan dalam hitungan menit mereka bisa mendapatkan akses ke dana. Terlepas dari kenyamanan ini, sistem pinjaman online sering kali datang dengan suku bunga yang tinggi, biaya tambahan yang tidak terduga, dan tekanan pembayaran yang berat. Kondisi ini seringkali dapat menimbulkan tekanan psikologis yang besar pada individu yang mengambil pinjaman. Tidak hanya itu, korban pinjaman online ini juga tidak akan bisa berlari kamana-mana karena yang pertama segala identitasnya sudah di ketahui oleh pihak pinjaman online, serta korban akan terus di teror oleh orang yang tidak di kenal selama korban masih belum bisa membayar.

Korban bunuh diri yang berhubungan dengan pinjaman online seringkali merasa terjebak dalam lingkaran utang yang tak terkendali. Ketika utang semakin bertambah, rasa putus asa, rasa merasa selalu di kejar orang, rasa dihantui utang yang semakin besar, dan stres psikologis dapat merajalela. Bagi banyak orang, bunuh diri mungkin terasa sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan finansial dan psikologis ini. Ini mencerminkan perasaan yang dalam dan kondisi mental yang sangat buruk.

Stres finansial telah lama diidentifikasi sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan mental. Dalam konteks pinjaman online, stres finansial bisa berakar dari ketidakmampuan untuk melunasi utang yang semakin meningkat. Hal ini dapat menyebabkan anxiety, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Individu yang merasa terjebak dalam situasi ini mungkin merasa terpinggirkan dan tidak berdaya, yang dapat mengarah pada pemikiran bunuh diri sebagai solusi yang tampaknya satu-satunya.

Selain stres finansial, individu yang berutang dalam sistem pinjaman online seringkali menghadapi tekanan sosial dan perasaan malu. Mereka mungkin merasa malu atau merasa gagal karena tidak dapat mengelola keuangan mereka dengan baik. Tekanan ini bisa datang dari keluarga, teman, atau bahkan komunitas online di mana mereka terlibat dalam pinjaman online. Pada gilirannya, perasaan malu ini dapat memperburuk masalah psikologis mereka dan meningkatkan risiko bunuh diri.

Untuk mengatasi polemik ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama-tama, penting bagi individu yang merasa terjebak dalam utang untuk mencari dukungan psikologis dan finansial. Banyak organisasi nirlaba dan layanan kesehatan mental yang dapat memberikan bantuan. Selain itu, perlu ada regulasi yang lebih ketat terhadap layanan pinjaman online untuk melindungi konsumen dari praktik yang merugikan, hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah agar lebih membrikan persyaratan izin yang selektif terhadap lembaga atau aplikasi pinjaman online.

Editor: Miftahus Surur


Silahkan login di facebook dan berikan komentar Anda!