Opini

Mengapa Nabi Muhammad saw. Dilahirkan Hari Senin?

Oktober 11, 2022

author:

Mengapa Nabi Muhammad saw. Dilahirkan Hari Senin?


Sukma.co — Nabi Muhammad saw. sebagaimana kita ketahui, dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun 571 Masehi di kota Makkah al-Mukarromah. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa rasul mulia kita tidak dilahirkan di hari Jum’at, atau di bulan suci Ramadhan, Nisfu Sya’ban, atau pada bulan-bulan mulia lainnya?

Ada banyak fakta ilahi dalam peristiwa ini. Dalam sebuah hadist dijelaskan, bahwa hari pertama tanaman diciptakan adalah hari Senin. Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa hari Senin ialah hari pertama kali kebutuhan pokok, rizki, buah-buahan, dan segala kebutuhan maupun kepentingan hidup diciptakan, sehingga manusia dapat merasakan nikmatnya kehidupan.

Hakikat dan esensi dari kata Rabi’ul Awwal sebenarnya mempunyai filosofi harapan yang baik jika ditilik dari akar lafadznya. Hal ini selaras dengan kandungan pendapat Syekh Abu Abdurrahman as-Shoqilli, beliau menyatakan bahwa setiap nama seseorang pastilah memiliki kebaikan di dalamnya.

Musim Robi’ atau musim semi merupakan musim yang adil dan terbaik sebagaimana Nabi Muhammad saw. yang adil serta toleran dalam menempatkan syari’at-syari’atnya.

Musim Robi’ (semi) adalah semulia-mulianya musim dan begitu pula syariat Nabi  Muhammad saw. yang merupakan sebaik-baik dan semurah-murahnya syari’at. Allah Swt. mennginginkan dan menghendaki supaya bulan ini mendapat kemuliaan serta keberkahan dengan kelahiran nabi agung kita. Musim Robi’ atau musim semi ini juga merupakan musim yang adil dan terbaik sebagaimana Nabi Muhammad saw. yang adil serta toleran dalam menempatkan syari’at-syari’atnya.

Andai saja bulan kelahiran Nabi Muhammad saw. terjadi pada bulan lain (bulan-bulan mulia seperti bulan Ramadhan), atau waktu-waktu tertentu (seperti nisfu Sya’banatau Lailatul Qadar) maka pasti akan muncul pendapat ataupun opini yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. termuliakan karena lahir di bulan tersebut, bukan dari kemuliaan beliau sendiri.

Bulan Rabi’ul Awwal menjadi mulia salah satunya disebabkan karena Nabi Muhammad saw. dilahirkan pada bulan tersebut, bukan karena Rasulullah menjadi mulia karena bulan Rabi’ul Awwal.

Dengan fakta-fakta ini, bukan bijaknya kita hendak membanding-bandingkan hari, bulan, dan waktu-waktu tertentu. Akan tetapi, agar kita dapat lebih mencintai Sang Makhluk paling mulia, kekasihnya para kekasih, sebaik-baiknya manusia, dan sedermawan-dermawannya pemberi syafa’at, Baginda Nabi Muhammad saw. Maka, bulan Rabi’ul Awwal menjadi mulia salah satunya disebabkan karena Nabi Muhammad saw. dilahirkan pada bulan tersebut, bukan karena Rasulullah menjadi mulia karena bulan Rabi’ul Awwal.

Hari Senin pun mendapatkan keistimewaan-keistimewaan karena lahirnya Nabi Muhammad saw. pada hari tersebut, salah satu keistimewaan hari Senin adalah menjadi hari di mana dosa-dosa umat manusia akan diampuni oleh Allah, selain itu hari Senin merupakan hari diperlihatkannya amalan manusia kepada Allah dan disetorkannya amalan, Nabi Muhammad saw. pun wafat pada hari Senin serta keluar untuk hijrah ke kota Madinah pun terjadi pada hari Senin, lalu juga menjadi hari pintu-pintu surga terbuka lebar, Nabi Muhammad mengangkat Hajar Aswad pun terjadi pada hari Senin, dan menjadi hari di mana Nabi pertama kali mendapat wahyu turunnya Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam.

Oleh karena itu, hendaknya kita selalu menyambut hari Senin dengan perasaan yang bahagia dan semangat dalam menjalaninya, sebagaimana Nabi Muhammad saw. menyukai hari tersebut. Hari Senin menjadi salah satu dari banyaknya waktu-waktu mulia yang menjadi kesempatan bagi kita untuk melakukan kebajikan. Selain itu, karena Nabi Muhammad saw. lahir pada hari Senin, maka kaum muslimin dianjurkan untuk berpuasa sunnah sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh beliau. Dengan berpuasa pada hari Senin, kita bisa meraih banyak manfaat, seperti menambah amal ibadah, menjauhkan diri dari hawa nafsu, hingga menjadi bentuk rasa syukur atas nikmat yang sudah kita peroleh.

Penulis: Salsabila Suhaimah Arrujiyyah Ambril (Mahasiswi Program Sarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta )
Editor: Queen Rahmah Rizqi Zaidah


Silahkan login di facebook dan berikan komentar Anda!